Gincu

Nantikan keanggunan bibirku

jika lentik jarimu mengelap halus

kilap gincu

tanpa peduli erangan pelangganku

.
Sebab, kecantikan hanya akan terbit,

untuk sementara, dengan kepuasan nurani

meski nirteori

namun sanggup mengawaskan matahati

.
Wajah malam—yang sudah buram—kini bermendung

bukan seakan-akan mengisyaratkan tanda

bahwa tarian pahaku musti diperkencang lagi

sampai ia yang najis ejakulasi dini

.
Silakan kutuk selangkanganku,

yang justru kuterka itu tak lain

bentuk rasa penginmu

untuk mencecapnya—walau seujung kuku

.
Santai saja, aku mengijinkanmu:

asal lentik jari batinmu

mengelap halus

kilap gincu

yang merantai lidah nurani keperempuanku

.

Sek – CSS, 18 Oktober 2016

Satu respons untuk “Gincu

Add yours

Tinggalkan komentar

Situs yang Dikembangkan dengan WordPress.com.

Atas ↑